Yuk Datang ke Pameran Cecil Mariani di Galeri Kertas Depok

Cecil Mariani

Galerikertas studiohanafi Depok memamerkan karya seorang desainer grafis, Cecil Mariani. Pameran lukisan tunggalnya itu berjuluk “Paralaks Fiksi” pada 8 Desember 2018- 7 Januari 2019.

Paralaks Fiksi berangkat dari berbagai macam pertanyaan dan cara pandang Cecil dalam melihat dunia realitas dan fiksi. Namun yang dimaksudkan Cecil bukan fiksi sebagai narasi sastra.

Lebih lanjut, Cecil mengamati bahwa Fiksi merupakan sistem operasi. Di balik fiksi ada sejenis sistem dan semua sistem bentuknya rangkaian permainan. Termasuk, bagaimana Cecil melihat fiksi dalam pamerannya sendiri.

“Paralaks Fiksi merupakan kerja dari kata benda ‘pameran’. Pameran adalah salah satu praktek kita bersama di kesenian bersepakat untuk asyik tambal-menambal, menegosiasikan sudut pandang dan merangkaikan fiksi-fiksi yang bocor seputar realitas. Fiksi yang tengah populer kini seputar pengalaman pribadi seniman, sejarah dan arsip, kolektifitas dan praktek-praktek melibatkan masyarakat serta ragam fiksi heroik yang baik lainnya. Fiksi-fiksi yang terproduksi dalam Pameran adalah gejala dari kebocor-bocor fiksi-fiksi yang lebih berkuasa,” ungkap Cecil.

Pameran Paralaks Fiksi akan dibuka oleh Ugeng T. Moetidjo, Hanafi dan Heru Joni Putra. Selain itu, komponis muda, Gema Swaratyagita bersama Laring Project akan memainkan satu repertoar music pembuka.

Menurut Ugeng, akan ada tiga layer yang dibentangkan oleh Cecil melalui Paralaks Fiksi: pertama, adalah karya konvensional dwimatra dalam medium kertas; kedua, me-reka studio kerja; dan ketiga, mengupayakan proyek lokakarya/sekolah paralaks kertas dengan melibatkan sejumlah partisipan.

Selain pameran, Cecil bersama galerikertas studiohanafi melangsungkan dua agenda pameran: Pertama, diskusi pameran Paralaks Fiksi bersama pembicara Geger Riyanto dan moderator Agung Hujatnikajennong.

Secara khusus, dalam makalahnya, Geger Riyanto, menanggapi karya-karya Cecil sebagai Grotesque. Menurutnya, gambar-gambar Cecil menampilkan tubuh manusia dan bagian-bagiannya yang meliuk dan melekuk dengan tak seharusnya. Tubuh satu dan tubuh lain saling melingkupi, saling bertumbukan secara tidak wajar. Dua tubuh, terkadang, berjalin kelindan menjadi satu tubuh dengan rupa bercabang-cabang riuh, mencekam.
Terkadang pula, tubuh termutilasi dan terempas kemana-mana dalam peragaan yang nyaris spektakuler. Berbagai fitur manusiawi pun absen dari figure figurnya.

Program utama lainnya adalah sekolah/workshop bernama “Paralaksis Institut”. Institut Seni dan Rekacipta yang akan berlangsung pada 15-30 Desember 2018 melalui open call. Menurut Cecil, Paralaksis institut adalah eksperimen dalam metode mereka fiksi-fiksi dalam praktek pameran dan praktek sekolah untuk menjadi fiksi yang berbeda. Pada Paralaks Institut, Cecil akan berbagi metode riset, design fiction, menggambar bersama, hingga sharing gagasan bersama publik.

Cecil Mariani merupakan lulusan Design Komunikasi Visual, Universitas Pelita Harapan untuk S1 nya dan master of fine art program designer as author/entrepreneur dari school of visual arts, New York, USA.

Saat ini, aktivitas Cecil sebagai desainer grafis, researcher di Purusha Research Cooperative juga dosen pascasarjana di Institut Kesenian Jakarta. Pengalaman sebagai desainer grafis mengantarkannya sebagai professional desainer di berbagai tempat, panggung, multimedia teater dan performing arts. Cecil juga kerapkali diundang sebagai fasilitator dan kurator di berbagai event.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *