DEPOK- Seorang pelajar tewas setelah terlibat tawuran di Jalan Raya Sawangan, tepatnya di sekitar lahan Tol BDN Kelurahan Rangkapan Jaya Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.
Kapolsek Pancoran Mas, Trihardi menuturkan korban berinisial GM (17) bermukim di wilayah Kelurahan Mampang. Korban diduga tewas pada Rabu dinihari, setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit.
“Awalnya korban pelajar yang tewas, identitas masih dicari anggota di lapangan. Setelah penelusuran ke rumah kontrakan (orang tuanya), ternyata korban merupakan pelajar dari sebuah SMK yang berlokasi di Tanah Baru,” bebernya.
Sayangnya, ketika didatangi petugas rumah korban sudah sepi. Setelah meminta keterangan dari warga sekitar, jenazahnya telah dibawa oleh pihak keluarga ke kampung halaman.
“Jenazah setelah dibawa ke rumah duka dari RS Hermina, subuh langsung dibawa ke Cirebon untuk dimakamkan,” tegasnya.
Sementara itu Rizal, anggota Pokdar Kamtibmas mengatakan tempat korban bersekolah dan lawannya (sekolah swasta juga) memang sering terlibat tawuran. Mereka sudah lama bermusuhan.
“Sekolah yang sering terlibat tawuran ya itu-itu saja, memang bermusuhan,” jelasnya.
Ketika Tawuran pecah, warga sempat berusaha membubarkan kawanan remaja tersebut. Tiga orang, diamankan ke Polsek Pancoran Mas.
“Selain pelajar, sebilah celurit juga kami serahkan kepada pihak kepolisian,” pungkasnya.
Penyerangan SMK Izzata – Arjuna
Sementara itu, SMK Izzata – Arjuna yang berlokasi di Jalan Raya Cipayung, Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok diserang oleh sekelompok pemotor pada dini hari sekitar pukul 05.00 WIB Rabu 16 Oktober 2019. Mereka, membawa senjata tajam dan batu mereka merangsek masuk kedalam gedung sekolah dan menghancurkan kaca-kaca ruangan kelas dan ruang kerja guru.
Pihak kepolisian, telah mendatangi lokasi dan mengumpulkan barang bukti pengrusakan guna memperkuat penyelidikan kasus tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, penyerangan serupa juga sempat dialami sekolah swasta tersebut beberapa tahun kebelakang.
“Empat tahun lalu, ya sempat juga sekolah ini diserang tapi tidak ada korban jiwa. Setelah itu tiga tahun tidak ada kejadian, nah baru sekarang lagi mengalami hal serupa” ucap Nur (50), penjaga warung yang terletak di samping persis SMK Izzata.
Nur mengaku, sempat mendengar suara seperti anak-anak muda tengah berkumpul di depan gerbang sekolah sekitar pukul 05.00 WIB, ketika dirinya hendak shalat subuh.
Tak berselang lama, terdengar teriakan dari sekumpulan orang tak dikenal itu. Mereka seperti emosi dan menggebrak gerbang. Karena takut, Nur hanya bisa diam di dalam warung petakan miliknya.
“Kurang lebih setengah jam, saya tidak berani keluar kebetulan punya penyakit lambung juga jadi ga bisa lihat yang bikin takut,” bebernya.
Sekitar pukul 06.00 WIB, dirinya baru berani keluar warung dan melihat kondisi gerbang yang sudah terjatuh dan sejumlah ruangan kelas yang rusak parah.
Sementara itu, Didit petugas jaga Perumahan Grand Pitara yang terletak tepat di seberang SMK Izzata sempat melihat banyak anak remaja berkumpul di depan sekolah tersebut. Sekitar pukul 04.00 WIB dini hari.
“Jumlah mereka terus bertambah, kemudian melempari pagar. Ada juga yang manjat ke atas dan menyobek baliho sekolah,” katanya.
Ketika mereka menyerbu masuk ke dalam petugas kebersihan sekolah muncul namun ternyata kalah jumlah dan sebagian besar gerombolan pemuda itu membawa senjata tajam.
“Nah, setelah selesai merusak mereka membubarkan diri. Petugas itu sempat tanya ke saya apakah anak – anak itu pakai seragam sekolah? Saya jawab tidak pakai. Bahkan, ada yang masih pakai sarung,” ujarnya.
Melihat kondisi ruangan kelas yang rusak parah, Didit langsung berkoordinasi dengan Polsek Pancoran Mas. Tak lama kemudian, petugas kepolisian dari Polsek dan Polres berdatangan hingga akhirnya melakukan olah TKP.
“Yang saya lihat, mereka ini remaja kondisinya ramai sekali saat itu. Saya tadinya, mau mendatangi mereka tapi karena bukan daerah pengamanan juga jadi saya pikir bukan wewenang,” pungkasnya.