DEPOK- Hoaks atau berita bohong akhir-akhir ini banyak beredar di kalangan masyarakat terutama di media sosial. Banyaknya penggunaan media sosial membuat informasi yang berkembang di masyarakat semakin luas.
Menurut suvey Dailysocial.id pada 2018 menunjukan bahwa 53.2% responden sering menerima hoaks, tetapi hanya 55.6% responden yang selalu melakukan verifikasi terhadap informasi yang diterima dan 31% responden mengakui kesulitan mendeteksi hoaks.
Untuk itu diperlukan wadah untuk mencari langkah untuk merespon Hoaks. Maka dari itu hoaxplay.com hadir sebagai media pembelajaran mandiri untuk mengetahui bahwa pengguna aplikasi ini berpotensi untuk menjadi penyebar fakta atau hoax serta mencegah dan merespon informasi dari sosial media.
“Literasi digital di Indonesia perlu ditingkatkan, sehingga berguna untuk melawan hoaks atau berita bohong yang tersebar di internet. Tapi sebaiknya tidak berhenti hanya sekedar memahami dan mendeteksinya, tetapi juga diperlukan tindakan-tindakan nyata untuk menghentikan hoax dan berita bohong tersebut,” ujar Nisrina Nadhifah, Project Officer Hoaxplay.com di Aula Perpustakaan Kota Depok, Jumat, 18 Oktober 2019.
Wadah edukatif tersebut dibuat untuk anak muda usia 15-22 tahun. Lima langkah edukatif yang menjadi bekal untuk melawan hoax dan berita bohong adalah: melatih daya berpikir kritis, tipologi informasi, teknik mendeteksi dan merespon hoax, cara menyikapi hoax yang beredar di lingkungannya, dan mengajak orang di sekitar untuk turut melawan hoax.
Di platform ini, pengguna dapat meningkatkan kemampuan dalam mencari tahu informasi, berita, dan pengetahuan melalui lima langkah belajar dan bermain. Tak hanya berhenti di user, Hoaxplay juga memberi bekal soal bagaimana caranya turut menyebarkan apa yang telah didapatkan di sini kepada teman-teman, keluarga, dan siapa pun untuk turut keluar dan mencegah hoax.
Hoaxplay.com berisi beragam materi audio-visual berupa permainan, video, dan infografis. Serta dilengkapi bahan bacaan dengan gaya populer untuk membantu anak muda memahami materi.
Kepala Dinas Diskominfo Sidik Mulyono selaku pembicara di peluncuran hoaxplay.com mengatakan masyarakat kurang memahami literasi sehingga belum bisa membedakan mana berita fakta mana berita bohong. Maka dari itu dibutuhkan penelusuran lebih lanjut tentang berita terkait oleh masyarakat.
“Kalau kita mengetahui ciri-ciri hoax maka kita akan tau cara menanggulangi berita bohong. Kita juga harus melakukan pendalaman dengan situs-situs yang terkait untuk kemudian memverifikasi berita,” tambahnya.