DEPOK- Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berangkat ke Polda Metro Jaya (PMJ) untuk aksi. Ini adalah buntut dari tewasnya satu driver ojek online (ojol) saat demo mengkritisi tunjagan DPR pada Kamis (28/8) malam.
Diketahui bahwa seorang ojol bernama Affan Kurniawan tewas terlindas kendaraan strategis (rantis) Brimob. Peristiwa ini membuat masyarakat marah dan menuntut keadilan.
Atas peristiwa itu, mahasiswa UI pun ikut bergerak menuntut keadilan. Sebanyak 800 mahasiswa UI turun ke jalan menuju PMJ.
Rektor UI, Prof. Heri Hermansyah sempat menemui mahasiswa sebelum mereka berangkat ke PMJ. Rektor memberikan sejumlah pesan agar mahasiswa tetap aman dan tidak anarkis.
“Pastikan adek-adek ini aman selamat, saya titip itu,” kata Heri, Jumat (29/8/2025).
Dia menegaskan, tidak ingin anak didiknya mengalami cidera usai ikut aksi. Heri pun sangat menekankan agar mahasiswa jaga diri.
“Saya tidak ingin, anak-anak saya yang menyampaikan aspirasi idealisme itu nanti pulang cedera,” ujarnya.
Heri menyadari, mahasiswa memiliki idealisme untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran. Mereka memiliki saluran aspirasi sesuai dengan masanya dalam bentuk masing-masing.
“Tetapi tadi kita meminta ke mahasiswa kita supaya bisa menjaga dirinya, jangan terlibat dengan anarkis, baik sebagai pelaku ataupun nanti bahkan yang kita hindarkan jangan sama jadi korban anarkis juga,” tegasnya.
Sekali lagi rektor berpesan, agar mahasiswa bisa menjaga barisan dan kesatuan dalam menyuarakan aspirasinya.
“Dan kita berharap sebelum gelap mereka sudah kembali lagi ke kampus, sehingga tidak kekurangan satu apapun,” ujarnya mengingatkan.
Dia mengingakan kepada organisasi mahasiswa (ormawa), para pemimpinnya, dan juga adik-adiknya untuk bisa menjaga barisan. Jika ada yang disuarakan aspirasi, Rektor mempersilahkan untuk disuarakan dengan tata cara yang baik dan jangan anarkis.
“Kita betul-betul ingin menjaga dan menitipkan kepada semua, kepada semuanya ya, kepada kalian semua ini juga ya, tolong dilihatin mahasiswa kita, jangan sampai ada yang cedera. Jangan sampai ada mahasiswa kita yang kemudian menjadi korban dalam suatu proses yang kemudian berubah menjadi anarkis,” pungkasnya.