Sebagian para remaja di Kota Depok mengeluhkan minimnya tempat berkesenian atau wadah untuk menuangkan hasil sebuah karya mural graffiti di
tembok.
Di tembok-tembok jalan perkampungan di Sawangan Baru misalnya. Para anak muda ini berkarya memainkan cat semprotnya membuat mural grafiiti yang indah.
Mereka tampak semangat menjadikan tembok-tembok yang asalnya kumuh menjadi sebuah karya seni.
Sayangnya, kegiatan para anak muda ini kurang mendapat respon positif dari pemerintah ataupun warga setempat.
Mungkinkah masyarakat masih memandang seni mural graffiti ini bukan hal yang baik. Atau cara pandang masyarakat memang belum terbuka?
“Kenapa sih masyarakat di Kota Depok hanya menilai karya kita ini seperti hanya sekedar mencoret-coret tembok gak jelas,” ujar Twens salah satu seniman mural dari kelompok RKS TEAM, Selasa (1/5/2018).
Padahal, mereka ini berharap bisa menerima respon yang baik dari masyarakat. Kegiatan seni mural ini padahal lebih baik dibandingkan aksi-aski anak muda di Depok yang terkenal dengan geng motor dan begal hingga tawuran yang membuat resah masyarakat.
Melalui karya mural ini, orang-orang yang biasa terjebak macet di jalan bisa saja menikmati karya seni mural graffiti di jalan raya.
Sayangnya, belum ada dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat sekitar agar seni satu ini bisa berkembang di Depok. (Aditia Gusti/Kontributor)