Tanggal 9 April diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, dan tahun ini merupakan peringatannya yang ke-76.
Tema yang diusung untuk HUT TNI AU yang ke-76 ini adalah “Dengan Dilandasi Semangat SWA BHUWANA PAKSA TNI Angkatan Udara, Siap Menjaga Keamanan Wilayah Udara dan Mendukung Program Pemerintah Dalam Pemulihan Ekonomi Nasional”.
Swa Bhuwana Paksa sendiri merupakan doktrin dan lambang TNI AU yang diresmikan sejak tahun 1952. Kalimat tersebut memiliki arti “Sayap Tanah Airku” atau “Pelindung/Pembela Tanah Airku”.
TNI AU sendiri bermula sejak tahun 1945, tepatnya pada 23 Agustus 1945 dengan nama Badan Keamanan Rakyat (BKR). Lalu pada 5 Oktober 1945, nama BKR berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tidak sampai setahun, tepatnya kurang dari 3 bulan, pada 23 Januari 1946, nama TKR berubah menjadi Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dengan status yang lebih tinggi.
Hingga akhirnya pada 9 April 1946, nama TRI berubah menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang hingga kini tanggal tersebut dirayakan sebagai hari lahirnya TNI AU, diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Ada salah satu peristiwa monumental yang selalu diperingati oleh TNI AU setiap tahunnya, yakni Hari Bhakti TNI AU yang dirayakan pada 29 Juli setiap tahunnya. Hari Bhakti TNI AU tersebut dilatarbelakangi oleh dua peristiwa yang terjadi pada 29 Juli 1947.
Peristiwa pertama merupakan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda yang dilakukan oleh Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani, dan Kadet Sutarjo Sigit pada pagi hari. Pengeboman tersebut dilakukan di tiga tempat, yaitu Kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei.
Peristiwa kedua merupakan jatuhnya pesawat DAKOTA VT-CLA yang merupakan pesawat sipil yang disewa oleh pemerintah Indonesia untuk membawa bantuan obat-obatan Palang Merah Malaya.
Pesawat tersebut ditembak oleh dua pesawat militer Belanda jenis Kittyhawk, yang merasa kesal atas pengeboman para kadet TNI AU pada pagi harinya. Akibat penembakan pesawat sipil tersebut, tiga perintis TNI AU, yaitu Adisutjipto, Abdurahman Saleh, dan Adi Sumarmo gugur.
Pada Juli 2000, dibangunlah sebuah monumen perjuangan TNI AU di lokasi jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA, yakni di daerah Ngoto, selatan Yogyakarta, untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan ketiga perintis TNI AU tersebut. Di lokasi tersebut juga dibangun tugu dan relief tentang dua peristiwa 29 Juli 1947, dan dibangun pula makam Adisutjipto dan Abdurachman Saleh beserta istri-istri mereka.
Semoga dengan peringatan HUT TNI AU yang ke 76 ini, TNI AU dapat menjalankan amanahnya dengan baik, dan tetap menjalankan bhaktinya terhadap negara dengan semangat yang lebih gemilang lagi.
Penulis: Daffa Akhmad | Editor: Miko