DEPOK24JAM,- Tingkat kecelakaan di ruas Jalan Boulevard yang cukup tinggi pasca jalan diperbaiki, menjadi alasan enam putaran (u-turn) di sepanjang Grand Depok City (GDC) ditutup.
Kondisi jalan yang bagus tersebut ungkap Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok, Eko Herwiyanto menyebut memungkinkan pengendara memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
“Berawal dari pasca Jalan Raya Boulevard GDC dibangun oleh PUPR Depok itu kan kondisinya jadi bagus, dan itu memungkinkan pengendara roda 2 dan 4 memacu kecepatan diatas yang diperbolehkan,” tutur Eko Herwiyanto, Senin, 16 Januari 2023.
Keenam putaran tersebut adalah yang ada di depan PLN, jembatan Mandor Samin, depan Gedung PGRI, depan Al-Azhar, depan Cluster De’Caspia dan depan Lantana.
Dilakukannya langka ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan jalan dan mengurangi angka kecelakaan di Jalan Boulevard GDC. “Penutupan akan dilakukan 25 Januari 2023. Saat ini dalam tahap sosialisasi,” ujarnya.
Diputuskannya langkah ini ungkap Eko Herwiyanto setelah dilakukan kesepakatan bersama antara pemerintah, kepolisian dan warga.
Pihaknya sudah melakukan upaya pencegahan dengan memasang rambu, lampu kedip peringatan hingga pita kejut.
“Upaya kita sudah melengkapi dengan rambu sepanjang Boulevard GDC, terutama di segmen I dari Simpang Melati sampai PLN. Kemudian kita membuat pita kejut di setiap menjelang gerbang cluster dan lampu kedip sebagai peringatan,” tutur Eko.
Namun, setelah langkah-langkah tersebut dilakukan, para pengendara tidak menghiraukan rambu yang telah dipasang dan kecelakaan masih terus terjadi.
“Tapi masih terjadi kecelakaan yang terjadi di ruas tersebut karena banyak yang tidak hiraukan batas maksimal kecepatan dan kurang hati-hati,” tandasnya.
Setelah melalui proses evaluasi dan mendengar masukan dari sejumlah pihak, akhirnya diambil keputusan untuk melakukan penutupan. Bahkan warga sepakat mendukung penutupan tersebut.
“Dari hasil keputusan (bersama) adalah mengurangi u-turn yang ada dari yang eksisting saat ini 13 sepanjang simpang PLN KSU sampai sektor Melati, yang kami evaluasi berkurang 6 menjadi (sisa) 7,” ucapnya.
Dalam mengambil keputusan, dilibatkan banyak pihak serta kajian yang matang. Tiap putaran dilakukan kajian dan diskusi hingga diputuskan putaran mana saja yang ditutup. Pihaknya juga mempertimbangkan mobilitas warga sehingga tidak menutup semua putaran.
“Itu evaluasi dari u-turn ke u-turn kita diskusikan, tidak ujug-ujug dikurangi. Saat ini tahap sosialisasi. Semenjak kita rapat, kita tinjau di lapangan, kita sepakati ada 6 u-turn yang kita tutup,” kata Eko.
“Kita sosialisasikan pada masyarakat melalui camat lurah, sosmed dan media luar ruang. Hasil pengambilan keputusan atas dasar bersama dan ini juga aspirasi warga,” pungkasnya.