DEPOK24JAM- Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti terkait kasus pembunuhan ibu kandung di Jalan Bakti ABRI Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok. Barang bukti tersebut termasuk golok, pisau, serta baju yang digunakan oleh tersangka saat melakukan aksi kejahatan tersebut.
“Selain itu, alat pembersih darah juga berhasil diamankan, bersama dengan ponsel milik tersangka,” ungkap Kapolsek Cimanggis, Kompol Arief, pada Jumat (11/8/2023).
Tersangka dalam kasus ini adalah RA, anak kandung korban. Korban, Sri (43), meninggal dunia akibat insiden tersebut, sementara ayah pelaku, Munir (49), masih dalam perawatan akibat luka tusukan. Hingga kini, pihak berwenang telah memeriksa lima orang saksi terkait kasus ini.
Motif di balik pembunuhan ini diduga timbul dari rasa sakit hati yang dirasakan oleh tersangka terhadap orang tua. “Sehari sebelum peristiwa ini, tersangka telah mendapat teguran dari kedua orang tuanya. Teguran tersebut berisi kata-kata yang merendahkan, yang tidak bisa diterima oleh tersangka, sehingga memicu perasaan jengkel,” papar Arief.
Pelaku juga mengakui bahwa sejak kecil, ia sering kali mendapat marah dari orang tuanya, yang akhirnya menimbulkan rasa kesal dan dendam di hatinya. “Kami menerima informasi bahwa sejak masa sekolah dasar atau menengah, tersangka sering kali mendapat marah dari orang tuanya. Situasi ini memuncak hingga tersangka merasa sangat terganggu,” jelas Arief.
Selain itu, terdapat masalah keuangan yang menjadi faktor lain. Ayah korban, Munir, memiliki usaha pengelolaan kertas yang dikelola oleh RA. Namun, kedua orang tua tersangka merasa bahwa RA tidak transparan dalam memberikan laporan keuangan.
“Ayahnya memberikan tanggung jawab kepada tersangka untuk mengelola keuangan, tetapi orang tua tersangka merasa bahwa informasi yang disampaikan kurang transparan. Mereka merasa bahwa ada yang disembunyikan, sehingga menimbulkan tuduhan terhadap tersangka untuk lebih jujur terkait keuangan perusahaan,” sampaikan Arief.
Situasi semakin meruncing saat kata-kata yang mengingatkan pada masa kecil RA diungkit. “Kata-kata yang menyakiti, seperti ‘Sejak lahir hingga saat ini, apa yang sudah kau lakukan yang membuat orang tua bangga padamu?’ seperti itu,” tutupnya.