DEPOK24JAM,– Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) tengah dijalankan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Dinas Kesehatan (Dinkes).
Akan berlangsung selama 28 hari, mulai dari 10 November hingga 7 Desember mendatang, PMT lokal diberikan kepada 9.882 balita gizi kurang di 63 kelurahan se-Kota Depok.
Dinkes menegaskna bahwa PMT merupakan makanan tambahan, bukan pengganti makanan utama untuk meningkatkan status gizi balita.
Berikut ini fakta-fakta pelaksanaan program PMT Kota Depok:
- Berasal dari Dana Insentif Daerah
Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan bahwa dana pelaksanaan PMT berasal dari Dana Insentif Daerah (DID) yang diberikan oleh Pemerintah Pusat.
“Dari dana tersebut, sebesar Rp 4,9 Miliar digunakan untuk PMT lokal,” ungkap Mary Liziawati.
Dana tersebut diturunkan Dinkes ke 38 Puskesmas se-Kota Depok untuk proses produksi PMT berupa menu kudapan dan menu lengkap seharga Rp 18.000.
Jumlah nominal harga tersebut termasuk biaya pajak dan digunakan untuk membeli bahan dasar menu PMT lokal, kemasan hingga dana transportasi pendistribusian menu.
- Menggunakan Kemasan Ramah Lingkungan
Kemasan yang dipakai untuk menu PMT lokal yaitu stoples. Kemasan tersebut dipilih kerena ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali sehingga tidak menghasilkan banyak sampah.
“Program PMT lokal ini berjalan selama 28 hari, maka kami gunakan kemasan yang ramah lingkungan. Sehingga dipastikan toples tersebut aman untuk digunakan kembali,” kata Mary Liziawati.
- Melibatkan Ocan Bananas dan UMKM
PMT didistribusikan oleh Kader Ojek Cantik Menghantarkan Makanan untuk Balita Stunting (Ocan Bananas) dari 63 kelurahan turut dilibatkan.
Para Ocan Bananas setiap harinya mengantarkan makan PMT kepada sasaran balita yang sudah ditetapkan.
Ocan Bananas pun turut mengedukasi keluarga balita gizi kurang. Sehingga para orang tua balita bisa memahami cara pemberian PMT yang benar dan melakukan pemantauan kenaikan berat badan anaknya secara berkala.
“Ocan Bananas akan mengantarkan makanan dengan menu PMT lokal kepada 9.882 balita se-Kota Depok yang status gizinya kurang, berat badan kurang dan sangat kurang, balita stunting dengan gizi kurang dan balita tidak naik timbangannya,” tuturnya.
Adapaun UMKM diberdayakan Dinkes Kota Depok untuk proses pembuatan PMT di 11 kecamatan yang pemilihannya dilakukan melalui E-Purchasing.
Penyediaan PMT lokal ini turut mendukung pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Depok.
“Masing-masing Puskesmas memilih UMKM melalui E-Purchasing sebagai vendor penyedia menu PMT lokal,” ungkapnya.
- Penuhi Standar Gizi dari Kemenkes RI dan UNICEF
Dinkes Kota Depok memastikan menu PMT sudah sesuai dengan petunjuk teknis (Juknis) yang diterbitkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF).
Menu tersebut dalam satu siklus, diberikan kudapan selama enam hari dan satu hari makanan lengkap.
Untuk menu kudapan, bukan merupakan menu utama, mengandung dua jenis protein hewani yang beda, dikonsumsi diantara waktu makan utama yang dapat membantu memenuhi kecukupan kebutuhan harian.
“Serta makanan lengkap, yang merupakan menu makanan lengkap bergizi seimbang sekali makan,” ucap kata Mary Liziawati.
“Terdiri dari makanan pokok, lauk pauk hewani dan nabati, sayuran dan buah, disertai dengan konsumsi air yang cukup,” tandasnya.
- Terbukti Naikan Berat Badan Balita
Sudah berjalan sejak 10 hingga 18 November tercatat sebesar 48,06 persen atau 4.461 balita dari 9.282 jumlah sasaran balita penerima PMT lokal mengalami kenaikan berat badannya setelah mendapat PMT.
“Alhamdulillah terjadi kenaikan berat badan pada balita sebanyak 48.06 persen. Data tersebut dikumpulkan per tanggal 18 November lalu berdasarkan hasil penimbangan di setiap posyandu,” tandasnya.