3 Kebijakan Kontroversial Nur Mahmudi Ismail Saat Jadi Wali Kota Depok

nur mahmudi

Nama Nur Mahmudi Ismail belakangan ini kembali muncul di media. Wali Kota Depok yang menjabat dua periode tersebut menyita perhatian awak pers setelah dipanggil menjadi saksi kasus dugaan korupsi peningkatan jalan di Gang Nangka, Cimanggis, Kota Depok oleh Polresta Depok.

Namun, kali ini, Depok24jam gak akan membahas dulu terkait kasus dugaan korupsi tersebut. Kami akan membahas terkait kebijakan-kebijakan kontroversial selama Nur Mahmudi menjabat sebagai wali kota. Berikut daftarnya:

1. Makan dengan tangan kanan

Imbauan makan dengan tangan kanan oleh Wali Kota Depok periode 2006-2011 dan 2011-2016 Nur Mahmudi Ismail mengundang pro dan kontra di tengah masyarakat.

Pasalnya, Pemkot Depok pernah memajang baliho berukuran besar di Jalan Raya Margonda terkait ajakan kepada masyarakat agar makan dengan tangan kanan tersebut.

Masyarakat menilai pemasangan baliho tersebut sebagai pemborosan anggaran negara. Selain itu, ajakan tersebut juga terkesan konyol.

Sebab, banyak warga Depok yang juga kidal atau left handed. Di sisi lain, yang setuju dengan ajakan tersebut menilai makan dengan tangan kanan merupakan hal yang baik.

Nur Mahmudi sendiri mengatakan bahwa makan dengan tangan menunjukan karakter sebuah bangsa.

2. One day no rice

nur mahmudi
Nur Mahmudi Ismail mencicipi menu makanan One Day No Rice (Depok.go.id)

Kebijakan berikutnya yang dikeluarkan Nur Mahmudi Ismail adalah one day no rice atau sehari gak makan nasi. Program ini dikeluarkan dalam SK Walikota Depok no. 010/27-um tanggal 10 Februari 2012.

Program ini mengharuskan para PNS di Kota Depok untuk tidak makan nasi setiap hari Selasa. Selain itu, para pedagang kantin di kantor Pemkot Depok juga dilarang untuk menyediakan nasi dari beras.

Sebagai gantinya, para pedagang di kantin boleh menyediakan makanan pengganti seperti kentang, singkong dan umbi-umbian.

Nur Mahmudi mengatakan mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat dari beras dinilai kurang baik. Oleh karena ini dirinya gencar kampanya one day no rice dan mengajak PNS di Depok dan warga untuk mengkonsumsi umbi-umbian.

Tak tanggung-tanggung, Nur Mahmudi juga mengajak beberapa perusahaan di Kota Depok untuk menerapkan kampanye one day no rice tersebut.

Selain itu, pihaknya juga menggandeng Kyushu Institute of Technology Jepang untuk memasarkan kampanye sehari tanpa nasi ke negeri Jepang.

3. One day no car

nur mahmudi
Nur Mahmudi Ismail turun dari angkot menuju Balai Kota Depok (Serambi Minang)

Setiap hari Selasa, Pemkot Depok di bawah kepemimpinan Nur juga melarang PNS membawa mobil ke Balai Kota Depok. Hal itu dilakukan bertujuan untuk menekan konsumsi BBM dan menghemat anggaran.

Kebijakan ini juga banyak ditentang karena para PNS Depok banyak yang melanggar aturan. Mereka tetap membawa mobil dari rumahnya dan memarkirkannya di pinggir jalan Margonda. Sehingga tentu saja membuat kemacetan.

Nur sendiri mencontohkan dengan berangkat ke kantor tanpa mobil. Ia terkadang membawa motor, sepeda dan naik angkutan kota.

Nah, itulah tiga kebijakan pro dan kontra Nur Mahmudi Ismail selama menjabat Wali Kota Depok. Jujur saja, dari tiga program kontroversial ini ada nilai positif dan juga negatifnya yang berdampak terhadap lingkungan dan kesehatan.

Namun, setelah Nur Mahmudi lengser. Kebijakan-kebijakan tersebut langsung dihapus oleh Wali Kota Muhammad Idris yang tak lain merupakan mantan wakilnya sendiri.

Nah, menurut kamu gimana Depokers?

2 thoughts on “3 Kebijakan Kontroversial Nur Mahmudi Ismail Saat Jadi Wali Kota Depok

  1. Alo says:

    Suka tuh sama konsep dia yg one no rice soalnya dulu sempet ikut acara itu dan seru dan bagus juga kangen lagi ada acara itu

  2. Muhammad Qosasih says:

    Sebenarnya kebijakan atau aturan ini bukan dri Nurmahmudi, melainkan dri Rasulullah SAW, dri Aisyah RA menceritakan: bahwa tangan kanan Rasulullah dipergunakan untuk bersuci dan makan. Adapun tangan kirinya dipakai untuk membersihkan bekas kotoran dari buang hajat dan perkara² yg najis(Hadist shahih riwayat abu daud

    Jika ada pemimpin yg mengajak hal demikian sangatlah baik,namun kalau adanya unsur korupsi mengenai pemasangan baliho sangat disayangkan, sangatlah baik jika ada pemimpin dapat mengajak masyarakat lebih mengenal sunnah Rasullnya,Allahul musta’an

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *