6 Kemungkinan Penyebab Konser Barasuara hingga Fourtwnty di Depok Ricuh

rooftop ITC Depok

Guys, siapa yang datang ke ITC Depok buat nonton Soundsations pada Selasa, 18 Februari 2019 malam? Siapa yang nunggu-nunggu penampilan band-band keren macam Barasuara atau Fourtwnty yang belum sempat manggung malah keburu dibubarin acaranya.

Ya, sangat disayangkan juga. Acara dengan line up keren harus dibubarin karena para penontonnya rusuh. Tapi wajar mungkin rusuh karena para pecinta musik di Depok yang haus akan hiburan harus berjubel-jubel menonton konser sementara tempatnya terbatas banget.

Konser musik indie memang memiliki daya pikat tersendiri bagi kawula milenial. Jadi sudah tentu adanya konser maupun gigs macam ini selalu ramai tak pernah sepi oleh penikmatnya. Konser semalam di Rooftop ITC Depok merupakan dambaan setiap orang, akan tetapi kesiapaan perangkat pelaksanaan harus dinomor satukan jika tidak ingin kejadian semalam terulang. Lalu apa saja kemungkinan penyebab terjadinya kerusuhan di konser semalam?

Hadirnya band-band indie ternama

Penampilan dari band-band indie ternama seperti Barasuara, Fourtwnty, Sisitipsi serta band-band lain menjadi magnet bagi penikmat musik yang berdatangan ke Rooftop ITC Depok untuk menyaksikan penampilan live mereka. Dalam dunia indie nama-nama band tersebut sudah tenar jadi sudah tentu animo massa yang hadir pun ikut melonjak drastis.

Tiket gratis bikin penonton membludak

Di samping menampilkan band tenar tersebut, konser di Rooftop ITC Depok juga memberikan free HTM (harga tiket masuk) alias gratis dengan hanya menunjukan KTP/SIM. Menurut pengalaman penulis yang mantan anak gigs, pada konser indie baik yang tiket masuknya gratis atau berbayar jika ada band tenar yang manggung jumlah penonton pasti membludak bahkan sering kali timbul istilah jebolan. Hal ini bisa menjadi pemicu venue melebihi kapasitas.

Kurangnya penjagaan keamanaan

Konser indie semalam berada di ITC Depok yang mana bersebrangan dengan Polres Depok apakah akan secara otomatis aman? Belum tentu, sebab ada prosedur yang harus dipenuhi oleh panitia pelaksana seperti perizinan mengadakan acara sampai tindakan pengamanan massa penoton. Jika panitia pelaksana cuma mengandalkan pengamanan dari pihak pemilik gedung dapat dibilang akan keteteran. Harus adanya sinergi antara panitia pelaksana, pihak pengelola gedung hingga kepolisian sehingga konser dimanapun berjalan lancar aman terkendali.

Lokasi konser tidak strategis

Pemilihan Rooftop ITC Depok sebagai tempat konser indie bukanlah sesuatu yang baru bagi pegiat genre musik tersebut. Rooftop ITC Depok memang sering digunakan untuk menggelar konser-konser indie berskala lokal. Tapi apa yang terselenggara semalam merupakan konser berskala nasional. Mengapa? Karena menghadirkan band yang memiliki pamor nasional. Jadi sepatutnya pemilihan tempat dapat dipertimbangkan oleh panitia pelaksana. Rooftop ITC mungkin nampak layaknya venue outdoor namun realitanya ialah indoor yang mana memiliki kapasitas amat terbatas. Meski begitu nasi telah menjadi bubur, apa yang dapat dilakukan saat ini adalah mengambil pelajaran dari apa yang terjadi.

Penonton tidak tertib aturan

Mayoritas penikmat musik apapun jenisnya pasti ingin melihat secara langsung band/penyayi panutannya di bagian paling depan bahkan kalo perlu tepat didepan panggung. Kemudian jika tempatnya sudah penuh sesak melebihi kapasitas apakah masih juga kekeuh mau merangsek masuk? Pikirin kembali guys soal keselamatan. Semakin kalian memaksa masuk semakin dekat pula dengan kericuhan yang tidak sedikit berakhir dengan kerusuhan. Sayangi diri sendiri dan hargai hak orang lain, kalo memang kebelet mau nonton kenapa gak datang lebih awal?

Adanya oknum pemancing keributan

Setelah berlangsungnya acara konser ITC Depok semalam, banyak laporan kehilangan ponsel, dompet sampai helm. Diduga riuh ramainya penonton konser berbaur dengan komplotan copet yang bergerilya menggerayangi kantung dan tas mangsanya. Di tempat yang sesak penuh manusia inilah pencopet melihatnya sebagai ladang subur untuk melancarkan aksi. Belum lagi ditambah dengan kehadiran oknum-oknum yang melakukan provokasi sehingga keriuhan berubah menjadi kericuhan diruang tertutup (basement).

Nah itulah guys beberapa kemungkinan yang menyebabkan konser musik di Rooftop ITC Depok pada Selasa, 18 Februari 2019 malam berakhir ricuh. Mungkin ada baiknya pihak panitia benar-benar memikirkan secara matang di mana lokasi gigs yang cocok untuk menampung lautan manusia di Depok. Beberapa pilihan mungkin bisa dilakukan di ballroom Bumiwiyata, atau lapangan Divisi Infanreri 1/Kostrad, Cilodong. Setuju?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *