Menguak Sejarah Mata Air dan Sumur-Sumur Keramat Di Depok

sumur keramat di depok

Depok kota kecil dengan berbagai nuansa deretan pusat perbelanjaan hingga kafe di Margonda sampai kebun-kebun sejuk di Sawangan, merupakan dua sisi yang berbeda dari Kota Depok. Sebelum seperti sekarang ini, Depok juga memiliki sejarah masa lampau yang mana menjadi bagian tesendiri bagi perjalanan Depok hingga kini.

Jika berbicara tentang sejarah masa lalu, Depok tidak lepas dari masa pendudukan belanda, kerajaan-kerajaan di Jawa Barat hingga napak tilas syiar penyebaran Islam yang mana sekarang banyak meninggalkan bukti sejarah di Depok pada saat itu. Tapi tahukah kamu bila Depok juga memiliki sejarah unik mengenai sumur dan mata air keramat yang memiliki cerita terselubung misteri? Untuk lebih jelasnya mari kita menguak di mana saja lokasi dan kisah sejarah dari sumur dan mata air tersebut.

Sejarah Beji dengan kisah 7 Sumurnya

Sebagai warga Depok kamu udah tahu belum guys asal muasal penamaan daerah Beji? Penamaan Beji tidak lepas dari kisah 7 sumur tua yang tersebar di daerah Beji itu sendiri lho.

Kisahnya bermula dari seorang penyebar agama Islam bernama Mbah Raden Ujud Beji yang berasal dari Cirebon. Menurut penuturan warga sekitar dan sesepuh Beji, sumur pertama dari ketujuh sumur yang kini telah menjadi cagar budaya, dulunya merupakan tempat semedi Mbah Beji.

Wilayah Depok pada kala itu masih terdiri dari hutan dan juga persawahan, suatu kali kemarau membuat sawah-sawah dilanda kekeringan kemudian Mbah Raden Ujud Beji bersemedi dan meminta pertolongan yang maha kuasa untuk dikeluarkan air dari dalam tanah, guna mengairi persawahan warga Depok.

Maka terciptalah sumur-sumur tersebut sebagai jawaban dari doa. Sementara itu sumur pertama terlihat layaknya sumur pada umumnya menyerupai kolam. Yang membedakan yaitu sumur-sumur ini sering didatangi pengunjung pada malam-malam tertentu, seperti malam Jumat kliwon, bahkan ada pula yang nekat mandi di sumur ini.

Lokasi sejumlah sumur lain tidak berjarak begitu jauh dengan sumur pertama masih ada di kawasan Beji, Depok. Pada cagar budaya sumur 7 ini juga terdapat petilasan atau makam dari Mbah Raden Ujud Beji lho.

  • Sumur Pertama berlokasi di Jl. Kopo, Beji, Depok
  • Sumur Kedua berlokasi persis dibelakang Mesjid Hidayatullah RT 05/ RW 001 Beji, Depok
  • Sumur Ketiga berlokasi Jl. Pulo Raya, Beji, Depok
  • Sumur Keempat berlokasi disamping TPU Keramat Beji, Depok
  • Sumur Kelima, keenam dan ketujuh berlokasi pada satu titik yang sama yaitu diareal Mesjid Nurussalam Beji.

Sejarah Sumur Bandung Cipayung

Legenda soal Sumur Bandung ternyata tidak hanya terdapat di Kota Bandung saja guys. Karena di Depok juga ada tempat dengan sebutan serupa yang terletak di Taman Induk, Cipayung, Depok. Akan tetapi kisah kedua sumur tersebut tidak saling terkait satu sama lain guys. Kisah Sumur Bandung di Depok dimulai dari cerita-cerita turun temurun masyarakat sekitar mengenai sebuah mata air yang berada pada sela-sela akar pohon besar.

Sebelum menjadi tempat cagar budaya seperti sekarang, Sumur Bandung Depok diselimuti aura mistik semisal, penampakan munculnya seekor bulus pada mata air yang konon merupakan penunggu sumur bandung depok sampai peziarah yang datang untuk melakukan ritual tertentu.

Sejarah Sumur Bandung Depok sendiri terdiri dari dua versi berbeda, menurut Hamzah yang membeli lahan Sumur Bandung pada tahun 2012 dan memberikan sebagian tanahnya kepada Pemkot untuk dijadikan cagar budaya, sejarah Sumur Bandung mulanya merupakan hutan belantara dan ladang persawahan.

Soal penamaan Sumur Bandung, ditengarai mulai muncul pada saat ada seorang pengusaha dari Bandung yang ingin membeli tanah itu pada tahun 1983, berdasar kota asal pembeli tersebutlah nama kobakan taman berubah menjadi Sumur Bandung yang akhirnya dikenal luas oleh masyarakat sekitar. Lebih lanjut, nama Sumur Bandung juga bermuasal dari istilah air yang dibendung.

Versi lain sejarah Sumur Bandung dituturkan Toyim sebagai juru kunci Sumur Bandung Depok. Menurutnya, penamaan Sumur Bandung diberikan oleh seorang peziarah dari Cirebon sekitar tahun 1985. Toyim kala itu merasa bingung karena si peziarah menanyakan lokasi Sumur Bandung di daerah Cipayung Depok, sementara tentang sebab musabab munculnya mata air konon lokasi Sumur Bandung yang sekarang adalah bekas kubangan kerbau masa lalu. Pada suatu ketika ada seekor kerbau yang terperosok kedalam kubangan yang kemudian menciptakan mata air yang akhirnya disebut Sumur Bandung Depok.

Hal yang hampir senada juga disebutkan oleh sejarawan dan beberapa literatur sejarah bahwa, Sumur Bandung Cipayung Depok pada masa lalu merupakan lokasi petirtaan atau pemandian para dewa-dewa serta orang sakti mandraguna. Keberadaan Sumur Bandung Cipayung Depok sekaligus berhubungan dengan beberapa lokasi sumur maupun mata air keramat yang ditemukan di seputaran Depok. Seperti Sumur Gondang Cimanggis, Sumur Kurung 7 Beji serta Situ Pancoran Mas.

Sejarah Sumur Gondang Cimanggis

Sejarah Sumur Gondang Cimanggis sebagai salah satu tempat yang dikeramatkan telah tersiar hingga luar Depok. Sumur Gondang Cimanggis terletak di Jl. Sumur Bandung, Cimanggis, Depok. Sumur yang nampak layaknya kolam besar berukuran kurang lebih 10 meter dengan air jernih ini diyakini warga sekitar merupakan peninggalan kerajaan Padjajaran.

Meski begitu sisi historis mendalam dari Sumur Gondang Cimanggis masih berkaitan dengan beberapa mata air yang dikeramatkan di wilayah Depok. Di Sumur Gondang Cimanggis ini rutin dilakukan ritual sedekah bumi tiap tahunnya. Warga sekitar yang berada di dekat lokasi pun tak segan untuk mencuci muka sampai meminum langsung air dari dalam kolam yang menurut penelitian layak konsumsi. Bahkan peziarah biasa menyempatkan diri untuk mandi di kolam Sumur Gondang yang berukuran lebih kecil di sebelahnya.

Kegiatan itu sering dilakukan para peziarah pada hari Kamis dan Jumat. Bantuan pendanaan dari Pemerintah Kota Depok beberapa waktu lalu untuk membantu revitalisasi kondisi Sumur Gondang Cimanggis merupakan salah satu langkah dalam proses pelestarian saksi sejarah peradaban Indonesia di Depok.

Sejarah Situ Pancoran Mas

Foto Dok: konservasisitudepok

Pada dahulu kala saat depok mayoritas wilayahnya adalah hutan belantara, seorang budak dari Cornelis Chastelein menemukan sumber mata air di tengah rimbunnya pepohonan. Tempat ini merefleksikan sinar mentari berwarna keemasan melalui jernih airnya sehingga daerah ini pun sekarang dinamakan Pancoran Mas.

Beberapa waktu kemudian ditemukann sumur mata air tersebut untuk dipergunakan sebagai areal resapan air. Warga sekitar saat itu kerap menyebutnya situ. Situ Pancoran Mas sendiri berlokasi di tengah pemukiman penduduk, tepatnya di Jl. Aula, Pancoran Mas, Depok. Jika ditarik garis ke timur maka akan sejajar dengan Cagar Alam.

Pada masa jayanya, Situ Pancoran Mas menjadi habitat banyak ikan dan burung-burung yang bebas membuat sarang pada pucuk-pucuk dahan nan rimbun. Sementara sumur mata air jernih yang juga terdapat di lokasi hingga kini masih menyimpan nukilan sejarah. Hal ini terlihat dari masih besarnya animo peziarah yang acap kali datang untuk merapalkan doa-doa sampai melakukan ritus khusus pada area mata air tersebut.

Seperti yang telah dipaparkan guys bahwa semua sumber mata air keramat di Depok saling terkait satu sama lain yang kemungkinan bermuara pada zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Budha masa silam serta padepokan syiar Islam di nusantara. Nah, kamu pernah datang ke sumur-sumur di atas?

Sumber Foto: Pikiran Rakyat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *