DEPOK24JAM,- Pembangunan BTS/Tower untuk provider selular di belakang Palm Village Beji Depok, Jalan Sempu Raya menuai kontroversi. Pembangunan tersebut tetap dilanjutkan setelah sebelumnya disegel oleh Pemkot/Satpol PP selama 3 bulan.
Menurut Yogi, warga setempat, terdapat 23 rumah di dalam perumahan Palm Village Beji Depok dan 2 rumah di luar perumahan yang terdampak langsung oleh BTS/Tower tersebut.
“Terdampak dalam hal ini merujuk pada warga yang terkena dampak dari ketinggian BTS yakni sejauh 40 meter. Jarak BTS/Tower tersebut dari perumahan hanya 10 meter,” ujarnya kepada DEPOK24JAM.
Yogi mengungkapkan saat pembangunan BTS/Tower tersebut, pihaknya telah mengunjungi kantor Lurah dan LPM Beji untuk membuat surat, namun tidak mendapat respon karena pembangunan terus berlanjut.
Setelah melapor ke Camat Beji, Yogi diinformasikan bahwa pembangunan tidak dapat dihentikan. Akhirnya, Yogi dan warga setempat mengajukan surat ke DPMPTSP Kota Depok dan BTS/Tower tersebut disegel selama 3 bulan sejak Februari.
“Namun, pada saat ini 25 Mei 2023 pembangunan BTS/Tower masih berlanjut meskipun masih dalam kondisi disegel,” ujarnya.
Yogi dan warga merasa terdampak dan tidak memberikan izin untuk pembangunan BTS/Tower tersebut. Mereka juga bertanya-tanya mengapa IMB dapat dikeluarkan dalam kondisi seperti ini.
Pihak yang membangun tower belum memberikan komentar terkait kontroversi pembangunan BTS/Tower tersebut. Namun, beberapa warga setempat mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap dampak kesehatan yang mungkin ditimbulkan oleh radiasi dari BTS/Tower tersebut.
Pembangunan BTS/Tower memang memerlukan izin dari pihak terkait dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Namun, dalam kasus ini, terdapat pertanyaan mengenai bagaimana pembangunan BTS/Tower tersebut dapat dilanjutkan meskipun masih dalam kondisi disegel dan tanpa izin dari warga setempat yang merasa terdampak. Pihak terkait diharapkan dapat memberikan penjelasan dan solusi yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat.
