Kisah Ortu Siswa yang Anaknya Tersingkir Meski Berprestasi di PPDB Kota Depok

DEPOK24JAM,- Kartika Nindita, mengungkapkan kekecewaannya terkait proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Sukmajaya, Depok.

Kartika mengklaim bahwa anaknya, yang memiliki prestasi tingkat provinsi, disingkirkan dari jalur prestasi non-akademik dengan alasan yang tidak transparan.

Dalam kronologinya kepada Depok24Jam, Kartika menceritakan bahwa anaknya mendaftar di SMPN tersebut dengan berbekal sertifikat juara 1 tingkat Provinsi Jawa Barat dari kejuaraan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sertifikat ini diunggah sebagai syarat pendaftaran melalui jalur prestasi non-akademik.

“Anak saya adalah satu-satunya peraih medali emas untuk Kota Depok di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SD tingkat Provinsi pada tahun 2023,” ungkap Kartika.

Setelah mendaftar, anak Kartika dipanggil untuk mengikuti uji kompetensi. Namun, hasil pengumuman menunjukkan bahwa anaknya tidak diterima, kalah dari siswa lain dengan skor sertifikat yang lebih rendah, hanya tingkat Kecamatan dan Kota.

Kartika merasa kecewa setelah mendatangi sekolah tersebut dan mendengar bahwa cabang olahraga anaknya tidak diprioritaskan. “Anak saya sedang dibina oleh KONI Depok dan dipersiapkan untuk mengikuti Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Provinsi (BK Porprov) 2025,” tambahnya.

Lebih lanjut, Kartika mendengar kabar bahwa sekolah tersebut meminta sejumlah uang kepada orang tua siswa agar anaknya diterima. Hal ini menimbulkan dugaan adanya praktik kecurangan dan “titipan-titipan” dalam proses penerimaan siswa.

“Bukan tidak mungkin anak saya tersingkir karena ada faktor X seperti ‘titipan-titipan’. Saya melihat sendiri bahwa yang diterima di sana tidak ada yang skor sertifikatnya setinggi anak saya,” ungkap Kartika.

Kartika berharap cerita ini dapat menjadi perhatian agar ke depan tidak ada lagi anak berprestasi yang dirugikan oleh praktik semacam ini.

“Harusnya kalau memang mereka punya prioritas cabang olahraga, informasikan sejak awal, bukan setelah uji kompetensi. Tujuan saya mengirim cerita ini agar anak-anak berprestasi bisa dihargai.”

Kartika berhrap agar tidak ada lagi kecurangan dalam PPDB dan agar praktek-praktek korupsi tidak membutakan semua pihak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *