Mereka Berbicara Kolaborasi 57 x 76 Hanafi – Goenawan Mohamad

kolaborasi 57 x 76

Pameran Kolaborasi “57 x 76”, Hanafi – Goenawan Mohamad yang digelar pada 21 Juni 2018 hingga 2 Juli 2018 telah usai.

Boleh dikatakan pameran ini merupakan pameran seni rupa terbesar sepanjang 2018 yang digelar di Indonesia.

Ada banyak tokoh yang menghadiri pameran, mulai dari kolektor sekaligus konglomerat Ciputra, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal Purnawirawan Moeldoko, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan tokoh serta pejabat lainnya.

Apresiasi positif datang dari tokoh-tokoh tersebut terhadap karya-karya kolaborasi Hanafi – Goenawan Mohamad.

Tak hanya bicara soal estetika, seni hingga budaya. Pameran seni rupa di Indonesia terutama Kolaborasi “57 x 76” harus berbicara soal ekonomi, termasuk para senimannya.

Hal itu menjadi perhatian betul Ciputra yang sudah lama menjadi kolektor lukisan-lukisan karya senior seperti Hendra Gunawan.

Ciputra berharap para seniman saat ini bisa mencukupi dari sisi ekonomi atas karya-karya yang diciptakan. Dan perlahan memang kesejahteraan seniman saat ini sudah mulai terlihat.

“Saya bangga seniman Indonesia bisa sejahtera, mereka punya hak untuk menerima penghargaan dan kecukupan ekonomi,” demikian kata Ciputra ketika membuka pameran “57 x 76”.

Lain halnya dengan Moeldoko. Dia berharap kebudayaan di Indonesia lebih bisa berkembang sebagai identitas bangsa. Maka dari itu di berharap generasi muda bisa lebih menghargai budaya.

“Anak-anak muda perlu dikenalkan dengan budaya-budaya lokal, sehingga tidak tercerabut identitasnya, identitas budayanya, identitas sosialnya,” paparnya.

Hanafi, seperti kita ketahui adalah perupa yang sudah malang melintang. Ia dikenal sebagai pelukis abstrak. Karya-karyanya telah sering dipamerkan baik di dalam ataupun di luar negeri.

Sementara Goenawan Mohamad merupakan sastrawan, esai dan jurnalis senior. Bagi Goenawan, dunia seni rupa memang terbilang baru. Karena ia lebih fokus pada karya-karya tulisannya.

Itulah yang menjadi titik temu antara Hanafi dan Goenawan Mohamad. Berawal dari pameran tunggal dengan menampilkan hasil sketsa-sketsa Goenawan, Hanafi tertarik untuk berkolaborasi.

Keduanya saling melempar gagasan dalam satu medium untuk masing-masing saling merespons. Dalam satu karya, mereka komitmen untuk menyelesaikan satu sama lain hingga akhirnya terdapat sekitar 200 karya bersama.

“Saya gak tahu siapa yang paling dominan,” kata Goenawan.

Kolaborasi unik ini menjadi perhatian para pejabat yang duduk di pemerintahan Jokowi. Seperti halnya Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengaku kagum dengan hasil karya kolaborasi antara Hanafi dan Goenawan.

Sri mengaku tertarik dengan salah satu instalasi berbentuk gagang payung yang dipamerkan. Baginya, makna instalasi itu menggambarkan bahwa dalam hidup setiap manusia, baik dalam cuaca panas maupun dingin, akan selalu membutuhkan pegangan.

“Bagi saya sendiri ini adalah suatu yang sangat personal karena tiap hari saya menghadapi data ekonomi yang bergerak-gerak dan orang selalu membutuhkan guidance,” ujar Sri.

Juga Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti yang mengaku tidak menyangka dengan perkembangan kesenimanan Goenawan Mohamad.

Susi mengenal Goenawan sebagai penulis yang ternyata pandai melukis. Apalagi berkolaborasi dengan Hanafi, karya kolaborasi tersebut, kata dia tidak terlihat seperti karya dua orang karena begitu menyatu.

“Sebagai penikmat karya seni, karya kolaborasi dari dua orang yang memiliki latar belakang berbeda ini sangat berkesan dan penuh makna,” kata Susi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *