Galerikertas studiohanafi menghadirkan pameran tunggal Rob Pearce It’s All About Story: Past, Present, Future. Pameran yang akan berlangsung sepanjang 1-30 Mei 2019 ini merupakan pameran pembuka untuk rentetan program selanjutnya di tahun 2019 ini.
Rob merupakan seniman asal UK yang telah berdomisili di Jakarta. Ia pertama kali datang ke Jakarta sejak tahun 1970-an hingga akhirnya menetap pada tahun 1990-an. Rob awalnya bergelut di bidang fotografi dokumenter hingga akhirnya berkarya di seni rupa murni.
Rob menyebutkan pameran It’s All About Story: Past, Present, Future sebagai perayaan. Sebuah perayaan dari energi Jakarta yang ia dapatkan selama tinggal di carut-marut kota metropolitan ini.
“Hampir semua inspirasi dan praktik seni dari karya ini berhutang pada jalanan Jakarta. Elemen- elemen yang menginspirasi diperoleh selama beberapa tahun dengan menjelahi jalan-jalan dan jembatan, suara gaduh, tempat- tempat bising yang dipenuhi oleh debu dan asap knalpot” ungkap Rob Pearce.
Pembukaan pameran It’s All About Story: Past, Present, Future akan dimulai pada Rabu, 1 Mei 2019, pukul 19.00 WIB-selesai. Pameran akan dibuka oleh John McGlynn, pendiri Yayasan Lontar. Selain itu, pameran turut diramaikan oleh pertunjukan music dari Oppie Andaresta bersama Windy Setiadi, Chiko, dan Arman Chaniago. Mereka akan menyanyikan puisi Joko Pinurbo “Baju Bulan”.
Menurut John, karya Robert Pearce yang ditampilkan kali ini adalah karya-karya fotografis sederhana yang dia kerjakan selama beberapa dekade sebelum ini hingga karya- karya artistik yang luar biasa kompleks dan sangat bergairah. “Setiap elemen sesungguhnya adalah “sebuah cerita”, seperti layaknya sebuah dongeng, ia dibuat untuk dipelajari, dipahami dan memperkaya mental pembacanya” ungkap Jhon McGlynn.
Selain pameran, Rob bersama galerikertas studiohanafi melangsungkan empat agenda pameran yang berlangsung sepanjang Mei 2019, di antaranya: diskusi presentasi perupa muda bersama Rob Pearce, diskusi publik pameran Rob pearce bersama Douglas Ramage Ph.D, Hanafi, Heru Joni Putra dan Ika Kusumawardhani. Lalu sharing kolaborasi para pemusik dari Depok yang memiliki genre musik yang berbeda yaitu Lawe Samagaha, Elegi dan Dipo. Mereka akan berkolaborasi untuk menciptakan karya baru dan terakhir, workshop kertas perupa muda bersama Rob Pearce.
Berbicara tentang teknik penciptaan dan material karya, Heru Joni Putra sebagai kurator in house galerikertas mengungkapkan bahwa material utama karya Rob Pearce adalah buku-buku yang sudah dibacanya. Selayaknya memasang kanvas pada spanram, lembar demi lembar halaman buku itu dicopot dan ditempelkan sampai pada ketebalan tertentu pada spanram. Setelah itu, kertas-kertas buku tersebut ditempeli dengan variasi atau pengolahan sederhana atas kertas warna yang biasa dipakai dalam ritual sembahyang warga Tionghoa.
Dengan demikian, menurut Heru, pameran ini menjadi penanda penting bahwa usaha untuk menemukan modus penciptaan karya kertas lainnya masih terus akan terus dilakukan galerikertas.
Sepanjang tahun 2019 ini, galerikertas studiohanafi mengusung tagline Let’s Fill This Town With Artist. Tema ini diwujudkan dengan program-program galerikertas yang ditandai dengan pembukaan pameran Rob Pearce.
“Dari pameran pembuka ini sampai ke pameran penutup di penghujung tahun nanti, Galerikertas terus mencari kait dan simpul antar berbagai karya kertas agar salah satu wilayah penciptaan yang tidak terlalu populer dalam seni rupa kita ini tidak berujung pada keterputusan” jelas Heru.