DEPOK- Puluhan pelajar notabene siswa STM di Depok diamankan aparat, menyusul rencana terlibat aksi unjuk rasa #STMMelawan di Gedung DPR RI.
Kabagops Polresta Depok Kompol Hari Agung menerangkan, awalnya pihaknya memperoleh informasi dari masyarakat terkait puluhan pelajar lengkap berseragam di wilayah Pondok Cina, Kecamatan Beji Kota Depok.
“Saat kami tanya, mau kemana katanya mereka mau ke Jakarta dan habis ujian,” ucap Agung, Rabu, 24 September 2019.
Saat diinterogasi, diketahui para pelajar tersebut juga berasal dari sekolah yang berbeda-beda. Saat pemeriksaan dilakukan, polisi menemukan satu buah senjata tajam dari tangan seorang pelajar.
“Kami serahkan mereka ke Satuan Polisi Pamong Praja Kota Depok. Tidak ada yang dibawa ke polres namun kami memberikan himbauan agar kembali ke rumah masing-masing,” tegasnya.
Sementara itu, Kasatpol PP Kota Depok Lienda Ratnanurdianny menerangkan, kurang lebih ada 32 pelajar yang dibawa ke kantornya mereka berkumpul bersama dan menaiki truk. Hingga akhirnya, mereka diberhentikan oleh polisi.
Kekhawatiran dari pihak kepolisian, mereka hendak bertolak ikut aksi demonstrasi di Gedung DPR RI, Jakarta Selatan. Pihaknya, langsung menginformasikan keberadaan para pelajar kepada orang tua dan pihak sekolahnya masing-masing untuk pembinaan.
View this post on Instagram
“Mereka mau jalan-jalan ke Kota Tua, kami mencegah, kami sayang mereka buat apa jalan-jalan kesana sore begini. Situasi Jakarta kami tidak tau kayak apa. Tujuannya apa juga gak tau,” tandasnya.
Selanjutnya, untuk satu orang pelajar yang tertangkap membawa senjata tajam, Linda mengatakan telah menyerahkan langsung kepada pihak kepolisian.
“Kami masih melakukan pendataan untuk pelajar ini, pembinaan nanti akan koordinasikan ke pihak sekolah dengan perwakilan orang tua,” pungkasnya.
Seperti diketahui, hari ini ratusan pelajar STM dari berbagai daerah merapatkan barisan menuju Gedung DPR RI. Kericuhan pun terjadi. Sejumlah kendaraan dirusak dan halte di wilayah Pal Merah dibakar.
Penyebab bentrok mahasiswa di Gedung DPR
Sebelumnya, insiden bentrokan antara ribuan mahasiswa pendemo dan aparat kepolisian, di Gedung DPR RI Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan kemarin cukup menjadi sorotan masyarakat. Pasalnya, dampak dari kejadian tersebut cukup meluas salah satunya, melumpuhkan akses tol dalam kota.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menyatakan sangat menyayangkan kekacauan tersebut. Pasalnya, mereka datang untuk menyuarakan aspirasi positif yaitu menolak pengesahan RUU KUHP dan UU KPK.
“Kami sangat menyayangkan ada chaos (kerusuhan), dan kami yakin ada oknum (penyebab). Jangan sampai kejadian ini mendelegitimasi gerakan mahasiswa,” ucap Ketua BEM UI, Manik Marganamahendra.
Manik menegaskan, dalam aksi unjuk rasa yang melibatkan mahasiswa dari berbagai Universitas itu, tidak ada istilah “tunggang menunggangi”.
“Kami mengklaim, dan meyakini tidak ada yang menunggangi aksi tetapi banyak oknum sehingga membuat chaos,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga menyayangkan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat keamanan. Pasalnya, dari pantauan Manik rekan-rekannya yang mengikuti unjuk rasa dinilai tidak membuat gaduh dan mengganggu namun tetap diamankan.
“Untuk teman-teman UI tidak ada yang diamankan, maupun korban jiwa. Tetapi menurut informasi yang saya terima, ada beberapa rekan dari Universitas lain yang diamankan. Nanti kita akan koordinasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) soal ini,” bebernya.
View this post on Instagram
Mengenai jumlah korban luka-luka akibat bentrokan, Manik belum bisa menjelaskan secara pasti. Pasalnya, menurutnya masih dalam tahap pendataan.
“Berdasarkan informasi yang saya terima, ada korban luka tapi belum tahu jumlahnya,” katanya.
Dia menjelaskan kronologis awal insiden bentrokan di Gedung DPR RI, pada Selasa 24 September 2019. Yaitu, ketika para pendemo tengah menunggu kemunculan perwakilan dari DPR, tiba-tiba ada seruan untuk menggoyangkan pintu.
Petugas yang tengah bersiaga, langsung menahan dan mencoba memukul mundur pendemo. Manik memastikan itu semua adalah oknum yang masuk dalam barisan mahasiswa.
“Kami tidak mengetahui, siapa itu (oknum) setelah petugas mengeluarkan water canon tidak berapa lama ditembakkanlah gas air mata,” terangnya.
Setelah kejadian tersebut, massa mahasiswa terpecah yang langsung diamankan oleh unit-unit (korlap) mahasiswa dari masing-masing universitas.
“Jadi, semua massa ditarik dan diamankan oleh unitnya masing-masing. Kami tidak tahu lagi di situ ada siapa. Kami berharap ke depan koalisi lebih berkoordinasi dan komunikatif dengan mahasiswa untuk saling jaga satu sama lain,” pungkasnya.
Terpisah Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar menyebut, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyatakan telah terbuka pada perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang ingin beraudiensi.
Saat aksi demonstrasi, Ketua DPR ingin turun ke lapangan bertemu mahasiswa. Tetapi, keinginan itu menjadi sulit direalisasikan karena demonstrasi berujung ricuh.
“Pak Ketua DPR dengan sangat rendah hati ingin bertemu dengan mahasiswa ke lapangan. Tapi temen-temen anarkis di lapangan. Kan itu jadi sulit,” pungkasnya.