DEPOK- Wali Kota Depok, Mohammad Idris meminta pihak Grand Depok City (GDC) untuk segera menuntaskan perbaikan Jalan Boulevard atau Jalan GDC seiring banyak korban akibat jalan yang rusak tersebut.
Saat ini, Jalan GDC di dekat jembatan memang sedang dalam proses pengecoran. Mohammad Idris seperti dilaporkan depok.go.id menyebutkan pengecoran jalan yang dilakukan pihak GDC mangkrak sampai berbulan-bulan, sehingga menimbulkan banyak lubang, sehingga menimbulkan anggapan bahwa pihak pengembang tidak memiliki dana untuk menyelesaikan pengecoran jalan tersebut.
“Saya minta ada kejelasan dari GDC, sanggup tidak menyelesaikan pengecoran Jalan dari Kartini hingga DPRD Depok. Kalau tidak sanggup lebih baik jujur,” katanya usai pemberian dana penguatan kinerja RT-RW dan LPM di Kecamatan Tapos, Selasa (09/12/19).
Dikatakannya, kalau tidak ada jawaban dari pengembang, agar tidak berlarut-larut, dirinya sudah menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Depok. Untuk melakukan pengaspalan sementara, yang diambil dari anggaran pemeliharaan pada Senin 16 Desember mendatang.
Mohammad Idris menegaskan, berdasarkan perjanjian Nota Kesepahaman (MoU) yang disepakati antara Pemkot dengan Pengembang GDC pada tahun 2017, ada klausul pihak GDC bertanggung jawab atas perbaikan jalan utama dari DPRD hingga Jalan Kartini, termasuk jembatan jangan ada genangan air.
Adapun dari DPRD ke arah Pasar Pucung atau kluster Melati, sambungnya, menjadi tanggungjawab pemerintah. Ia mengatakan, pada Musrenbang Tahun 2018, pihaknya sudah mengesahkan perbaikan jalan yang menjadi tanggung jawab Pemkot.
“Tahun 2019 mulai Detail Engineering Design (DED) karena harus dilelang, sehingga tahun 2020 baru mulai dibangun. Selama menunggu tahun 2020, kewajiban masing-masing untuk memperbaiki jalan itu. Namun perbaikan ini yang tidak dilakukan pihak GDC,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Mohammad Idris kembali menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya korban. Dia pun sudah memberikan santunan sebagai ungkapan duka yang mendalam.
“Kami turut berbela sungkawa atas meninggalnya korban, mudah-mudahan kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” tutupnya.
Sebelumnya, Jalan GDC telah memakan korban hingga meninggal dunia akibat jalan berlobang pada Minggu, 8 Desember 2019. Korban yakni Anggraito Andarbeni (32) dikenal sebagai guru ngaji.
Seperti dilaporkan Kumparan, korban yang akrab disapa Beben ini diketahui menghindari jalan berlobang di Jalan GDC. Nahas, ia terpental dan jatuh hingga menyebabkan luka di kepala.
Beben sempat ditolong oleh pengendara motor dan dibawa ke rumah sakit Hermina. Namun, nyawanya tak tertolong dan menghembuskan nafas terakhir.
Lokasi kejadian kecelakaan Beben tepatnya di kawasan jembatan GDC. Pihak keluarga menyebut Beben alami kecelakaan tunggal saat hendak pergi ke kampus. Almarhum meninggalkan seorang istri dan anak balita. (*)