Trump, Idris, dan Covid-19

DALAM pemilihan presiden Amerika Serikat beberapa waktu lalu, calon Wakil Presiden AS dari partai Demokrat, Kamala Harris mengkritik keras Calon Presiden inkumben, Donald Trump terkait penanganan penyebaran virus corona. Kamala Haris menyebut Donald Trump gagal memimpin Amerika karena tak mampu menangani penyebaran Covid-19 sehingga banyak nyawa dan mata pencaharian hilang.

Banyak pengamat di seluruh dunia saat itu yang mengatakan, perkara Covid-19 tidak begitu berpengaruh terhadap keterpilihan calon Presiden AS. Alasannya, sepertiga pendukung inti di kalangan Demokrat, Republik, maupun Independen sudah solid dalam memberi dukungan ke pilihan mereka. Begitu juga ketika Trump dinyatakan positif Covid-19 pada satu bulan sebelum pemilihan, para pengamat menilai hal itu tidak akan mempengaruhi basis dukungan terhadapnya.

Namun, apa yang terjadi? Trump dan pasangannya, Mike Pence dikalahkan oleh Joe Biden- Kamala Haris yang sejak awal memainkan isu penanganan Covid-19. Dan kebetulan, pasangan penantang tersebut jauh dari isu terpapar Covid-19, baik keluarga maupun koleganya.

Lalu, apa hubungannya dengan Idris Abdul Somad, Wali Kota Depok yang kembali maju dalam Pilkada Kota Depok 2020? Sedikit tidaknya, ada beberapa pola yang sama antara Trump dan Idris dalam pemilihan yang melibatkan isu Covid-19 tersebut. Pilkada Kota Depok, bisa jadi sebagai miniatur Pilpres AS, dalam pola yang sama untuk kejadian yang berulang.

Kesamaan pola

Pertama, Trump dan Idris adalah calon inkamben. Artinya, keduanya sekaligus sebagai penanggung jawab dalam penanganan penyebaran virus corona di negara dan daerahnya. Hal itu tidak dibebankan pada lawannya, Joe Biden di Pilpres As dan Pradi Supriatna di Pilkada Kota Depok. Pradi sejatinya adalah Wakil Wali Kota Depok, namun dalam penanganan Covid-19, ia tidak diberi panggung. Satgas penanganan Covid-19 di Kota Depok dipimpin oleh Idris dan anggotanya adalah para kepala dinas.

Kedua, Trump dan Idris sama-sama dinyatakan positif Covid-19 pada musim kampanye. Meski para pengamat mengatakan, status Covid Trump tidak berpengaruh karena kebanyakan adalah pemilih emosional dan bukan rasional, namun hal itu berbanding terbalik dengan hasil survei setelah Trump dinyatakan positif. Popularitas Trump makin surut berdasarkan polling NBC News/WSJ. Saat itu, pasangan Trump-Pence mendapat 39 persen dukungan, sedangkan Biden-Harris mendapat 53 persen.

Sebelumnya, Trump mendapat 43 persen dan Biden 51 persen. Yang baru, Joe Biden unggul di hampir semua swing state atau negara yang sebelumnya tidak menjadi basis dukungan calon manapun. Pola ini dapat berlaku pada Idris dan Pradi meski belum dilakukan survei karena status Covid Idris baru dua hari yang lalu.

Pola ketiga adalah gaya kampanye. Saat dinyatakan positif Covid-19, Donald Trump dinilai menggunakan Covid sebagai cara untuk unjuk gigi ke pendukungnya, bahwa ia bisa mengalahkan virus. Apalagi, pendukung dia banyak yang tidak berpendidikan. Karena itu, Trump berusaha tampil untuk pendukungnya, meskipun sedang sakit. Dari tempat perawatan Covid-19, Donald Trump merilis sebuah video baru pada Sabtu, 3 Oktober 2020 malam.

Meski suaranya agak serak, tapi ia terlihat cukup semangat sambil mengatakan, dia berjuang bagi jutaan orang di seluruh dunia yang mengidap Covid-19. Trump mengatakan, ia bisa saja berdiam di Gedung Putih supaya terlindung dari virus, namun sebagai Presiden dirinya mengaku tidak mungkin mengurung diri di kamar.

Bagaimana dengan Idris? pada Jumat 27 November 2020, Idris merilis sebuah video sepanjang 2 menit 14 detik yang menampilkan dirinya dari sebuah kamar di RS. Idris yang terlihat sehat memohon doa dan meminta maaf atas status Covid yang disandangnya. Ia berpesan agar masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Jauh Amerika ke Kota Depok, mungkin terkesan berlebihan jika menyamakannya. Namun, kemiripan pola-pola tersebut setidaknya dapat menjadi gambaran yang menarik dikaji, bagaimana Covid-19 berpengaruh terhadap kontestasi di tingkat dunia hingga daerah di Indonesia. Tentu saja, kesamaan pola tersebut menjadikan hasil Pilkada Kota Depok pada 9 Desember semakin menarik ditunggu. #SIT

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *