Jelajah Energi Jawa Barat: Energi Terbarukan Berpotensi Ciptakan Jutaan Lapangan Kerja, Tapi…

DEPOK24JAM- Dari hasil hitun-hitungan yang dilakukan oleh Institute for Essential Services Reform (IESR), sektor Energi Baru Terbarukan muncul sebagai pilar kekuatan yang siap menciptakan jutaan lapangan kerja baru.

Namun, di balik optimisme tersebut, terdapat catatan penting transisi menuju sumber energi bersih berpotensi membawa gelombang pemutusan hubungan kerja, terutama di sektor yang masih bergantung pada energi fosil.

Deon Arinaldo, Manajer Program Transformasi Energi IESR, mengungkapkan hasil temuan ini saat acara Jelajah Energi Jawa Barat.

Jelajah Energi Jawa Barat
Jelajah Energi Jawa Barat

Menurutnya, berdasarkan kajian sistem energi (zero emission) sebelum tahun 2050, lapangan kerja yang mungkin tercipta dari energi terbarukan diperkirakan mencapai sekitar 3,2 juta, sementara lapangan kerja yang terancam hilang akibat transisi energi mencapai sekitar 1,3 juta.

“Kita menghitung mungkin lapangan pekerjaan yang tercipta dari energi terbarukan yang dibangun cukup masif pasti banyak,” ungkap Deon saat memberikan workshop Jelajah Energi Jawa Barat di Avanzel Cibubur, Selasa 23 Januari 2024.

Namun, dia juga menyoroti potensi kehilangan pekerjaan, terutama di sektor energi fosil seperti migas dan batu bara.

“Tapi ini sebagai catatan hitungan berdasarkan skenario IESR yang kedua kita baru menghitung dari yang direct job nya saja belum yang mungkin tercipta dari industrinya,” jelas Deon.

Meskipun masih merupakan skenario, Deon berharap hasil pembelajaran dari situasi ini dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang potensi pekerjaan hijau yang lebih besar dan perlunya pekerjaan yang hilang dapat dipekerjakan ulang.

Sebagai solusi, Deon menekankan bahwa strategi dari negara lain dapat diadopsi dengan penyesuaian sesuai konteks Indonesia untuk mencapai transisi yang adil dan berkeadilan.

“Kami tegaskan lagi bahwa belum ada assesment secara menyeluruh terkait hal ini tapi pernah ada kajian terkait implikasi nasional dan lapangan kerja untuk mencapai nol emisi di 2050. Green job yang tercipta cukup besar dan yang hilangnya pun harus dipikirkan,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *