Dari Sampah Menjadi Sumber Daya: Program Ekonomi Sirkuler Pasangan Supian-Chandra

Pasangan Supian-Chandra
DEPOK24JAM– Kota Depok menghadapi permasalahan serius terkait pengelolaan sampah. Timbunan sampah di kota ini mencapai sekitar 1.200 ton per hari, di mana kurang lebih 900 ton per hari dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung yang sudah overload.

Dampak dari kondisi ini tidak hanya mempengaruhi lingkungan fisik dan sosial, tetapi juga menyebabkan berbagai masalah, seperti polusi udara, tanah, dan air yang merugikan lingkungan serta kesehatan warga.

Penanganan berbasis masyarakat, seperti Bank Sampah dan Unit Pengolah Sampah (UPS), dianggap belum berjalan optimal. Bahkan dengan adanya 423 Bank Sampah, 28 UPS, dan beberapa Tempat Pembuangan Sementara (TPS), cakupan layanan pengelolaan sampah masih terbatas.

Selain itu, belum ada pemanfaatan sampah sebagai sumber daya, sehingga sampah yang seharusnya bisa diolah dan didaur ulang justru semakin menumpuk di TPA.

Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, Supian Suri dan Chandra Rahmansyah, hadir dengan visi “Depok Maju.” Dalam misinya yang kedua, mereka berkomitmen untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang maju serta ramah lingkungan, termasuk fokus dalam pengelolaan sampah. Program unggulan mereka meliputi Pembangunan Pengelolaan Sampah Termaju.

“Fokus bahwa kita memang mau serius menyelesaikan masalah sampah karena masalah ini sudah sangat urgent,” katanya.

Penggunaan Incinerator

Pasangan Supian-Chandra akan membangun infrastruktur yang mampu menangani sampah secara terpadu, dari hulu ke hilir. Langkah ini melibatkan penyediaan fasilitas pengelolaan sampah organik di setiap kecamatan dan penggunaan incinerator ramah lingkungan untuk sampah anorganik.

“Incinerator ini akan membantu meminimalkan sampah yang masuk ke TPA, sekaligus mengurangi risiko polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran terbuka,” ujarnya.

Dalam mengatasi masalah dari sisi hulu, pasangan ini berfokus pada pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui gerakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Gerakan ini akan diperkuat dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah dan mendukung operasional Bank Sampah.

“Kolaborasi dengan Pokmas (Kelompok Masyarakat) dan Bank Sampah juga diharapkan dapat menciptakan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah,” ungkapnya.

Menurut data yang ada, 50% dari sampah di Depok merupakan sampah organik. Untuk menangani sampah jenis ini, pasangan Supian-Chandra berencana membangun Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) khusus sampah organik.

TPA ini akan berfungsi untuk mengolah sampah organik menjadi kompos atau pakan ternak, seperti dengan teknologi maggot yang saat ini mulai populer sebagai solusi pengolahan sampah organik yang ramah lingkungan.

Dalam misinya, Supian-Chandra juga akan mengalokasikan anggaran untuk peningkatan infrastruktur layanan kebersihan kota, termasuk penambahan kontainer dan gerobak sampah, serta penyediaan armada pengangkutan yang lebih memadai.

“Dengan penambahan ini, diharapkan cakupan layanan persampahan dapat meningkat hingga ke kawasan yang sebelumnya belum terlayani,” katanya.

Sampah Bernilai

Supian-Chandra berfokus pada pemanfaatan sampah sebagai sumber daya yang bernilai ekonomi. Melalui program ekonomi sirkuler, mereka berharap dapat mengubah sampah menjadi produk yang bernilai, seperti pupuk kompos atau energi alternatif.

Dengan membangun industri pengolahan sampah, pasangan ini ingin mengembangkan peluang bisnis berbasis sampah yang juga akan membuka lapangan pekerjaan bagi warga Depok. Ekonomi sirkuler ini dapat memberikan manfaat ganda: tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga memberikan peluang pendapatan tambahan bagi masyarakat.

“Program ini akan berkolaborasi dengan pelaku UMKM di bidang pengolahan sampah untuk menciptakan produk yang dapat dipasarkan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor,” tambahnya.

Dalam mengatasi permasalahan sampah di tingkat lokal, pasangan Supian-Chandra memperkenalkan program Dana RW sebesar 300 juta per RW per tahun. Dana ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung program-program pengelolaan sampah di setiap RW.

Partisipasi warga melalui program ini diharapkan dapat mengoptimalkan penanganan sampah berbasis komunitas, sekaligus mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan mereka sendiri.

Visi Supian Suri dan Chandra Rahmansyah untuk Depok yang lebih maju menekankan pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat sebagai pondasi untuk kesejahteraan warga.

Dengan langkah-langkah konkret dalam menangani masalah sampah, pasangan ini berkomitmen untuk mengurangi volume sampah yang harus diolah di TPA Cipayung, sekaligus meningkatkan kualitas hidup warga.

“Melalui solusi-solusi inovatif dan pendekatan berbasis masyarakat, pasangan Supian-Chandra menunjukkan keseriusan mereka dalam mengatasi permasalahan sampah yang kompleks di Kota Depok. Jika visi mereka terealisasi, Depok dapat menjadi kota yang lebih bersih, sehat, dan berdaya saing tinggi,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *