DEPOK24JAM,- Untung Riyanto (47), seorang anggota Organisasi Masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya (GRIB), menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK).
Insiden tersebut terjadi di sebuah rumah makan yang berlokasi di Jalan Tanah Baru, Beji, Depok, pada Rabu, 15 Januari 2025, sekitar pukul 19.30 WIB.
Saat kejadian, korban didatangi oleh sekelompok OTK yang langsung memukulnya hingga mengalami luka pada tulang rahang dan hidung.
Untung menjelaskan bahwa peristiwa itu terjadi saat dirinya sedang berada di dalam kamar rumahnya yang terletak di lantai dua.
Awalnya, mereka mencari istrinya, namun karena tidak ada, mereka pun mencari Untung.
Mereka langsung naik ke lantai dua, tempat kamar Untung, yang berada dalam satu bangunan dengan rumah makan yang menjadi usaha Untung dan istrinya.
“Waktu itu tanggal 15, kurang lebih jam 19.30, ya, tiba-tiba sekelompok orang datang dan langsung mendobrak pintu kamar saya. Langsung saya diseret keluar, terus saya diajak muter dipiting, akhirnya terjadilah pengeroyokan,” ujarnya.
Dia menceritakan bahwa saat itu kondisinya sedang sakit, sehingga dia tidak bisa melawan saat dipukul oleh tiga orang.
Sekelompok orang tersebut datang menggunakan dua mobil dan beberapa motor. Mereka langsung merangsek masuk ke dalam rumah makan dan mencari istri Untung.
Beruntung, saat kejadian, tidak ada pelanggan yang sedang makan di rumah makan tersebut.
“Enggak ada sama sekali. Saya pas lagi kondisi sakit, saya lagi istirahat di kamar, langsung pintu didobrak di kamar di lantai dua, langsung saja diseret keluar ke lantai satu, langsung di situ diintimidasi, banyak orang, kurang lebih 15 sampai 20 orang. Kalau saya lihat CCTV, sih, ada dua mobil, terus ada beberapa motor,” ujarnya.
Akibat pengeroyokan tersebut, dia mengalami luka di wajah. Tulang rahang sebelah kanan terluka dan tulang hidungnya patah.
“Luka di rahang dan hidung patah, nggak bisa makan saya,” akunya.
Pengeroyokan ini bermula dari masalah bisnis Untung dengan rekannya, yaitu pengadaan alat-alat.
Untung dan pihak pertama sebenarnya sedang melakukan negosiasi untuk pelunasan uang yang harus dibayarkan. Namun, karena belum ada uang, dia pun meminta kelonggaran waktu.
“Sebenarnya, kan, saya lagi negosiasi. Ini kan masalah bisnis, masalah negosiasi, masalah pembayarannya. Saya bilang nanti tanggal 20, terus akhirnya ada yang intimidasi, tiba-tiba saya langsung diserang tiga orang. Mungkin (massa bayaran) saya juga diduga massa bayaran. Mereka pakai tangan kosong, tapi pakai cincin, batu cincin yang gede, makanya rahang ini patah, hidung patah, rasanya kayak mau pingsan. Pokoknya, dia membabi buta dengan brutalnya memukuli saya dari segala penjuru,” ceritanya.
Selain memukuli Untung, mereka juga melakukan pengrusakan kursi di rumah makan dan satu handphone terjatuh.
Selain itu, dia hampir saja dilempar dengan kursi besi yang ada di rumah makan. Gerombolan tersebut juga membawa sertifikat tanah milik Untung.
“Handphone jatuh rusak, sertifikat tanah diambil karena dia minta jaminan dengan arogan, akhirnya saya terpaksa memberikan sertifikat. Kerusakan bangku ada, tapi sudah diperbaiki. Sudah pada hancur semua,” katanya.
Sebelum kejadian, Untung mengaku ada ancaman terhadap dirinya. Gerombolan itu sudah empat kali datang ke rumah makan tersebut.
“Ada (ancaman). Ini kan, dia datang itu sudah keempat kalinya. Saya kan selalu minta waktu, karena saya pasti bayar, tapi jangan arogan,” ungkapnya.
Kasus ini sudah dilaporkan ke polisi. Dia berharap laporan tersebut segera ditindaklanjuti.
“Sudah, sudah saya laporkan ke Polres Metro Depok, pada per tanggal 15, waktu hari itu juga saat kejadian,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPC GRIB Pancoran Mas, Supriyanus, mengatakan akan mengawal kasus ini. Dia meminta laporan tersebut ditindaklanjuti dan diusut tuntas.
“Proses laporan beliau yang sudah terdaftar di Polres Depok. Itu akan kita kawal sampai urusannya benar-benar selesai. Kita untuk selanjutnya, itu tetap akan mengedepankan secara hukum yang ada di Indonesia,” katanya.