DEPOK- Wiji Joko Susanto, terduga teroris yang diamankan oleh Tim Densus Polri diketahui tinggal di Perumahan Bukit Mampang Residence Utara, Grogol, Limo, Kota Depok.
Dia sebelumnya diciduk ketika sedang berada di SDIT Izzati di kawasan Tanah Baru, Beji, Kota Depok.
Tim Densus 88 kemudian mendatangi rumah kontrakannya untuk melakukan penggeledahan. Menurut warga sekitar, Wiji belum lama tinggal di wilayah tersebut.
“Dia baru satu setengah tahun, tinggal disini tadinya pindahan dari sekitar Pasar Janati Mampang Limo,” ucap Mek, koordinator keamanan perumahan, Rabu 13 November 2019.
Menurut pria yang biasa dipanggil Babeh ini, Wiji tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Namun, ada hal yang cukup mengejutkan dimana terduga teroris tersebut tidak menutup diri dari lingkungan.
Pantauannya selama ini, Wiji dikenal murah senyum dan selalu menyapa tetangganya. Bahkan, dikala senggang sering bercengkrama di depan pos satpam perumahan bersama warga dan petugas security yang lain.
“Dia ini warga yang baik. Biasanya saya suka share kerja bakti di grup WA warga dan dia selalu aktif mengikuti kegiatan tersebut. Apalagi kalau ada momen tertentu, seperti Idul Adha dia selalu ambil bagian,” katanya.
Selain itu, Wiji juga dikenal rajin beribadah terkadang menjadi Imam di Mushola dekat perumahan. Kepribadiannya yang ramah, dan selalu menegur sapa membuat warga kaget ketika mendengar informasi penangkapan terhadap dirinya.
“Ya, yang kita tau kalau tersangkut teroris biasanya tertutup. Sedangkan, ini tidak tiap jalan ketemu yang dikenal berhenti sekedar ngobrol. Bahkan, saya pernah bikin kolam waktu itu dia datang nyamperin. Pakaiannya juga biasa juga, tidak ada gerak gerik yang mencurigakan,” bebernya.
Babeh mengatakan, kurang lebih 20 orang Tim Densus 88 Mabes Polri datang ke rumah kontrakan Wiji sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka menggeledah dan membawa beberapa barang seperti beberapa handphone, laptop, dan buku.
“Banyak barang yang dibawa, termasuk beberapa passport. Kondisi warga kebanyakan sedang kerja tadi jadi tidak banyak yang lihat,” ujarnya.
Selama ini, aktifitas Wiji tidak terpantau secara pasti. Terkadang dia keluar komplek dengan menggunakan motor dan sesekali membawa mobil. Namun, rutinitas pagi harinya mengantar anak sekolah.
“Terakhir kali saya lihat dia sedang antar sekolah. Setelah itu, terdengar kabar bahwa dia sudah ditangkap,” paparnya.
Sementara itu, warga di sekitar lokasi penangkapan Jalan Raya Palakali Kelurahan Tanah Baru Kecamatan Beji Depok, tepatnya di depan SDIT mengatakan tidak melihat penangkapan terduga teroris tersebut. Namun, terlihat banyak polisi berdatangan sekitar pukul 15.00 WIB, Rabu 13 November 2019.
“Saya ga tahu, ada apa tapi tadi sehabis Ashar banyak polisi. Saya malah pengen tahu soalnya sudah beberapa hari pulang kampung,” ucap Rani pedagang warung di seberang lokasi kejadian.
Andi penjaga warteg tak jauh dari lokasi kejadian mengatakan penangkapan terduga teroris tersebut tergolong cepat. Dirinya mengetahui setelah beberapa jam.
“Saya taunya malah dari yang makan, katanya ada penangkapan teroris,” pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Polda Metro Jaya Wiji Joko Santoso memiliki keahlian militer membuat bom atau peledak dan merakit senjata. Dia juga pernah menjadi pelatih di Moro Islamic Liberation Front (MILF) di Mindanao, di selatan Filipina.
Selain itu, dia juga pernah berkunjung ke Suriah pada tahun 2012 bersama pimpinan jaringan teroris Jamaah Islamiah (JI), Abu Askari.Tujuan kunjungan tersebut adalah menjalin hubungan dengan pemberontak yang tergabung dalam Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army/FRA).
Perketat penjagaan
Sementara itu, pasca insiden bom bunuh diri di Mapolresta Medan, pengamanan di seluruh markas kepolisian di wilayah Indonesia mulai diperketat. Terutama di wilayah tiang penyangga Ibu Kota DKI Jakarta, salah satunya Depok, Jawa Barat.
Kapolres Metro Depok, AKBP Azis Andriansyah mengatakan telah menginstruksikan kepada seluruh personel di wilayah hukum Polres Metro Depok meningkatkan kewaspadaan.
“Penjagaan diperketat, laksanakan tugas dengan penuh kewaspadaan,” ucap Azis.
Sarana prasarana pendukung pengamanan juga disiapkan terutama untuk melindungi petugas, selama melakukan penjagaan di dalam Markas Polres.
“Periksa kendaraan yang keluar, maupun masuk. Termasuk, orang yang memasuki Mako Polres Metro Depok,” bebernya.
Selain itu, pemeriksaan setiap tamu yang datang dilakukan sesuai dengan prosedur ketetapan perlindungan pengamanan. Yaitu, penggeledahan dengan jaga jarak dan mempersilahkan tamu membuka jaket atau tas yang dibawanya.
“Tingkatkan deteksi dini,” katanya.
Sementara itu, saat ditanya mengenai penambahan kelengkapan senjata kepada personel, Azis menegaskan mereka selaku dibekali senjata terutama ketika bertugas melakukan penjagaan baik siang maupun malam hari.
“Perlengkapan senjata selalu ada, hanya kewaspadaannya yang ditambah dan ditingkatkan,” pungkasnya.
Pantauan Depok 24 jam.com, terlihat petugas dengan rompi anti peluru berjaga di depan pintu masuk, Polres Metro Depok. Beberapa petugas memeriksa barang bawaan masyarakat yang hendak masuk kedalam Mako.
Seperti diketahui, ledakan terjadi di Mapolrestabes Medan, Sumatra Utara hari ini Rabu 13 November 2019. Insiden tersebut diduga berasal dari bom bunuh diri yang dilakukan oleh seorang pria berinisial RMN.
Pelaku, memasuki halaman Mako Polrestabes Medan dengan menggunakan atribut ojek online sekitar pukul 08.45 WIB kemudian meledakkan diri tepat di halaman depan markas polisi tersebut. RMN meninggal dunia, dengan posisi mengenaskan.