PILKADA DEPOK: Warga Tak Peduli Asal-Usul Calon dari Partai Mana

pilkada depok

DEPOK- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, diperkirakan akan mengalami banyak kejutan terutama di Kota Depok. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Klininik Digital Vokasi Universitas Indonesia, bersama Depok 24 Jam, diketahui respons masyarakat terhadap elektabilitas partai sangatlah kecil.

Pendiri Klinik Digital Vokasi Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengatakan, melalui Survey kualitatif dengan Google form terjaring 2.800 responden yaitu masyarakat Kota Depok yang menyatakan bahwa sosok calon Walikota mendatang yang diinginkan bukanlah melihat dari partai, asal daerah, atau dengan kata lain “Siapa Saja”.

“Jadi, mereka tidak memperdulikan asal usul si pemimpin, namun intinya dia mampu menyelesaikan masalah Kota Depok secara nyata seperti kriminal, pendidikan, sampah. Tidak perduli dia dari kalangan manapun (Partai dan Non Partai) , atau bukan orang Depok asli yang terpenting mampu menjawab pertanyaan tadi,” ucap Devie saat dihubungi Jumat 13 September 2019.

Kemudian, kepuasan akan birokrasi (Pemerintah) juga terukur hanya dua persen. Dengan kata lain, banyak ketidak puasan masyarakat terhadap pemerintah saat ini, oleh sebab itu diartikan Devie Kota Depok kini butuh sosok baru yang penuh dengan gagasan dan mendukung kaum milenial.

“Pemerintah Kota Depok, hingga kini mewakili kelompok tertentu selama kurang lebih 15 tahun. Sehingga, butuh oksigen baru. Masyarakat membutuhkan sosok muda dengan patokan umur 30 – 40 Tahun, karena yang ternyata dilirik adalah kecepatannya dalam mengambil keputusan maupun program,” bebernya.

Survei tersebut juga diakui Devie sama seperti Pilkada serentak tahun lalu, yang memilih Calon Gubernur Jawabarat. Hasilnya, dinilai reliable dalam merepresentasikan kehendak warga Kota Depok.

“Berdasarkan, penelitian kita survei tahun lalu juga sama pemilihan masyarakat terhadap Partai sangat sedikit hanya mencapai dua persen saja,” tegasnya.

Selanjutnya, dirinya berharap hasil penelitian tersebut mampu menjadi acuan oleh Partai Politik di Kota Depok, guna menjawab keresahan dan keinginan masyarakat.

“Survei ini juga, telah digunakan di luar negeri dan itu telah dibuktikan, hasilnya hampir sama seperti di Real Count,” pungkasnya.

Berikut hasil survei lengkap yang dilakukan Vokasi Universitas Indonesia.

1. Faktor partai dan personal sudah tidak menjadi patokan netijen memilih patut diduga ada kejenuhan warga dalam menaruh harapan perubahan pada partai politik di Kota Depok.

2. Netijen cerdas akan lebih memilih kinerja daripada partai atau personal namun mereka masih punya selera konvensional untuk tetap mempertahankan preferensi terhadap tokoh muslim dengan gender laki-laki.

3. Harapan tinggi netijen terhadap berbagai masalah klasik perkotaan di Depok yang jadi PR bertahun-tahun : tata kelola kemacetan, manajemen kota, dll.

4. Harapan suvey bisa menjadi patokan bagi para pengurus partai untuk menentukan calon Walikota-Wakil Walikota yang memenuhi ekspektasi warga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *