Berkenalan dengan Tim Raimas dan Srikandi Polresta Depok

raimas depok

DEPOK- Polresta Depok telah mengaktifkan kembali Tim Pengurai Massa (Raimas) yang bertugas mengamankan berbagai kerusuhan di Kota Depok.

Katim Raimas Depok Regu 1 Aipda Vino Purbo mengatakan saat ini Raima sudah mantap bertugas kembali dan siap mengamankan warga Depok. Sebelumnya tim ini dibantu dengan nama URC atau Patmor Sabhara.

“Dari dulu Raimas Depok sudah ada, hanya konsentrasi sempat terpecah saat Pilpres kemarin. Nah, sejak habis Pilpres kami sudah mantap kembali bekerja,” kata Vino kepada Depok24jam.com, Jumat, 20 September 2019.

Seperti diketahui, Raimas Depok dibentuk sebagai pedoman kepada personil Polri dalam penanganan kerusuhan massa atau mengantisipasi, mengurangi serta menghilangkan dampak yang dapat mengganggu stabilitas Kamtibmas.

Saat ini, kata dia, Raimas Polresta Depok memiliki tiga regu yang masing-masing regunya berjumlah lima orang. Adapun setiap regu melakukan sambang dan patroli kewilayahan dengan waktu tugas 12 jam piket dan 24 jam lepas dinas.

Dia menuturkan, tugas Raimas dengan Tim Jaguar memiliki perbedaan. Raimas lebih ke pengawalan dan patroli atau arah preventif. Bisa juga menjadi tim penindak jika terjadi chaos. “Kalau Jaguar kan pembentukan awalnya memang gabungan semua fungsi di Satker Polres,” paparnya.

Baca Juga: Kisah Pilu Jamaah Korban Umroh Murah PT Damtour Di Depok

Sementara itu, Humas Polresta Depok Ipda Made Budi mengatakan Tim Raimas biasa terjun ke lapangan dengan menggunakan motor, agar saat bertugas bergerak lebih cepat dalam penanganan ke suatu peristiwa. Mereka dilengkapi dengan pentungan dan gas air mata.

Made menuturkan terbentuknya satuan unit yang dimiliki Polresta Depok ini sama seperti Tim Jaguar di ambil dari Sat Sabhara, namun peruntukan Raimas dalam skala ancamannya tidak terlalu besar dibandingkan Tim Jaguar.

“Jadi kalau ada demo, tawuran, premanisme dan hal-hal yang tidak terlalu berbahaya, maka Tim Raimas yang diturunkan. Namun kalau skalanya sudah sampai anarkis, kejahatan jalanan yang sifatnya butuh penanganan ekstrim yang membutuhkan perlengkapan bersenjata maka Tim Jaguar yang diturunkan,” pungkasnya.

Sementara itu, Polresta Depok juga memiliki Tim Srikandi atau Satuan Tugas Perlindungan Anti Kekerasan Korban Anak dan Wanita. Tim ini dibentuk Polresta Depok pada tahun 2016. Alasan dibentuknya Srikandi karena maraknya kasus wanita dan anak-anak.

“Tim Srikandi diambil dari anggota reskrim yang dibentuk seperti Tim Jaguar, namun lebih ke arah soft penanganannya, tetapi tetap membawa senjata dan memakai body protector. Sistemnya 30% represif 70% perform,” ungka Made.

Lebih lanjut made mengatakan Tim Satgas Srikandi diketuai oleh AKP Elly Padian Sari dan 9 anggota polisi wanita lainnya.

Menurutnya, Tim Satgas Srikandi banyak menangani kasus kejahatan wanita seperti KDRT, pemerkosaan dan berbagai kasus yang menyangkut wanita dan anak.

“Tugas Tim Satgas Srikandi ini melakukan penyidikan sebuah kasus, melakukan edukasi ke sekolah, memberi pelayanan kepada masyarakat hingga melakukan razia,” katanya.

Made menambahkan Srikandi menjadi sisi humanis untuk mengimbangi Tim Jaguar yang dinilai extreme. Dalam kata lain, Tim Srikandi mengambil sisi kemanusiaannya dan sisi kewanitaan untuk mengayomi warga Depok.

Dalam melakukan tugasnya Tim Srikandi juga sering mendampingi Tim Jaguar melakukan razia serta edukasi terhadap anak-anak dan wanita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *